Duri, 11 Januari 2025 – suasana semarak di lobi Rumah Sakit Permata Hati (RSPH) Duri, Riau. Bukan tanpa alasan, hari ini menjadi hari istimewa bagi rumah sakit yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No. 37 ini. Sejak pagi, suasana di rumah sakit terasa berbeda. Para staf berpakaian seragam batik warna coklat bercorak, rapi, dengan senyum ramah menyambut kedatangan tim asesor dari Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Ya, hari ini RSPH menjalani visitasi dan pemeriksaan untuk meraih sertifikasi rumah sakit syariah.
Sertifikasi ini bukanlah sekadar label, melainkan sebuah komitmen dari RSPH untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik yang selaras dengan nilai-nilai Islam. “Kami berharap RSPH dapat meraih sertifikasi rumah sakit syariah, sebagai bukti nyata dedikasi kami dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan pasien, baik secara medis maupun spiritual,” ujar dr. Fidel Fuadi DT Majobasa, Komisaris RSPH, dengan penuh semangat saat membuka acara.
Tim asesor yang dipimpin Mohammad Bagus Teguh Perwira, Lc. MA, dan beranggota Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H., dan dr. Moh Badrus Sholeh, M. Kes, FISQua, tak hanya duduk di balik meja. Mereka mengunjungi setiap sudut rumah sakit, mengamati alur pelayanan, mewawancarai manajemen, dokter, perawat, bahkan pasien, untuk memastikan penerapan standar syariah telah menyentuh setiap aspek layanan.
Dari ruang rawat inap yang nyaman dan bersih, ruang operasi yang steril dan modern, hingga apotek yang menyediakan obat-obatan halal, tim asesor mencatat setiap detail dengan cermat. Tak lupa, mereka menyaksikan langsung bagaimana RSPH mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pelayanannya, seperti penandaan arah kiblat di setiap ruangan, penyediaan ruang ibadah yang tenang, dan penerapan etika dalam interaksi antara tenaga medis dan pasien.
Setelah melalui proses penilaian yang ketat, detik-detik pengumuman pun tiba. Dengan nilai 91 (sembilan puluh satu), RSPH dinyatakan lulus! Sorak sorai dan tepuk tangan riuh menyambut kabar gembira ini.
Namun, perjalanan RSPH belum berakhir. Ust Teguh yang mewakili Tim asesor menyampaikan beberapa catatan penting sebagai saran perbaikan. Di antaranya adalah perlunya melengkapi template akad ijarah, menerapkan lembar kerja data mutu syariah di ruang ICU, memperbaiki penandaan arah kiblat di ruang premedikasi kamar OK, meningkatkan privasi di ruang ganti pasien radiologi dan OK, serta menambah jumlah tirai privasi di ruang premedikasi kamar OK.
Tak hanya itu, tim asesor juga memberikan saran peningkatan lainnya, seperti review media informasi dan liflet, sosialisasi kode etik, penguatan training aspek syariah, penempatan petugas perempuan di laboratorium, pelibatan komite syariah dalam penyelesaian masalah teknis, serta peningkatan implementasi SPO pembacaan basmalah di laboratorium dan SPO bantuan thaharah di IGD.
“Catatan dan saran ini sangat berharga bagi kami,” ungkap dr. Efrianti, M.Kes, Direktur RSPH, dengan rendah hati. “Kami akan segera menindaklanjuti semua rekomendasi tim asesor demi menyempurnakan pelayanan dan meningkatkan kepuasan pasien.”
Dengan diraihnya sertifikasi syariah ini, RSPH kini berdiri sebagai rumah sakit yang tak hanya modern dan profesional, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin. RSPH siap menjadi pilihan utama masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang holistik, menyeimbangkan kesembuhan fisik dan ketenangan spiritual.
Langkah RSPH ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi rumah sakit lain di Indonesia untuk menerapkan standar syariah dalam pelayanannya. Semoga semakin banyak rumah sakit yang berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, bermartabat, dan penuh berkah.